Rabu, 29 Mei 2019

MEMBANDINGKAN KEPEMIMPINAN SBY DENGAN JOKOWI

     Sepanjang tahun lalu, perekonomian Indonesia mengalami kondisi yang cukup sulit akibat faktor global. Defisit perdagangan tercatat yang terparah dalam sejarah. Tak hanya itu, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) juga melebar di atas 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
     Nilai tukar rupiah pada tahun lalu juga sempat mencapai level Rp 15.000 per dolar AS, meski hanya berlangsung selama beberapa menit di pasar spot.
     Sejumlah pihak membandingkan perekonomian Indonesia era Presiden Joko Widodo dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat periode SBY, pertumbuhan ekonomi memang lebih tinggi dari saat ini. Namun hal tersebut dinilai karena berkah meningkatnya harga komoditas global.
     Berbeda dengan kondisi di zaman Jokowi, sejumlah harga komoditas anjlok. Tak hanya itu, kondisi juga diperparah dengan adanya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta ketidakpastian kebijakan Presiden AS Donald Trump.
     "Zaman Pak SBY terjadi commodity boom, menyebabkan ekspor membaik, merambat ke sektor lain karena pendapatan juga naik, seperti konsumsi rumah tangga," ujar Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira.
     Selama sepuluh tahun masa kepemimpinan SBY, pertumbuhan ekonomi melaju di kisaran 5-6 persen. Pencapaian tertinggi pada 2011 sebesar 6,5 persen dan terendah pada 2009 dengan pertumbuhan ekonomi 4,5 persen.
     Menurut Bhima, di 2009 perekonomian melambat dipengaruhi tekanan ekonomi global yang berdampak pada pelemahan rupiah, sebagai buntut dari krisis ekonomi yang terjadi di kuartal akhir 2008.
     "Hal tersebut mengakibatkan stabilitas moneter dan sistem keuangan pada kuartal I 2009 masih mengalami tekanan berat, ekspor barang dan jasa juga mengalami kontraksi yang cukup dalam," katanya.
     Menurut dia, Kritik ekonomi untuk SBY selama menjabat ialah gagal membangun infrastruktur. Anggaran infrastruktur pada masa SBY kurang dari 8 persen dalam APBN. Sementara, anggaran cukup besar untuk pos subsidi energi, hingga 19 persen. Pada era pemerintahan SBY, harga minyak sempat menembus level tertinggi, yakni mencapai USD 146 per barrel pada Juli 2008. Sehingga fokus pemerintah saat itu adalah meningkatkan subsidi energi bagi masyarakat.
     Penambahan anggaran infrastruktur dilakukan Presiden Jokowi. Sektor konstruksi terus menunjukkan tren meningkat. Selain itu, PDB juga didukung sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan; industri pengolahan; serta perdagangan besar dan eceran.
     Pertumbuhan ekonomi tercatat 4,79 persen pada 2015. Tahun-tahun berikutnya, angka tersebut tidak naik terlalu signifikan. Tercatat pertumbuhan ekonomi pada 2016 sebesar 5,02 persen dan 2017 sebesar 5,07 persen.
     Berdasarkan angka, pertumbuhan ekonomi di era Jokowi memang terlihat lebih rendah dibandingkan era SBY. Namun perlu dicatat, masa kepemimpinan Jokowi baru berlangsung kurang dari lima tahun dan belum bisa dibandingkan dengan era kepemimpinan sebelumnya yang selama sepuluh tahun.
     Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di tiap era berbeda sangat tergantung pada kebijakan sang presiden. Di era SBY, pemerintah memilih stabilisasi makroekonomi dan politik dengan subsidi energi yang besar.
     Sedangkan masifnya pembangunan infrastruktur beberapa tahun terakhir, bisa menjadi penopang baru untuk geliat ekonomi di masa depan.
     Di tahun 2018, perekonomian diproyeksikan tumbuh 5,1-5,2 persen. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, konsumsi rumah tangga dan investasi masih menjadi pendorong utama perekonomian.
     "Kalau 2018 antara 5,1-5,2 persen, karena di kuartal III 2018 saja sudah 5,17 persen. Dengan perkiraan pertumbuhan di kuartal IV 2018 sebesar 5,2 persen," ujar Iskandar. Untuk lebih jelasnya berikut data pertumbuhan ekonomi di era SBY dan Jokowi berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

SBY Periode I
2005: 5,60 persen
2006: 5,50 persen
2007: 6,32 persen
2008: 6,10 persen
2009: 4,50 persen

SBY Periode II
2010: 6,10 persen
2011: 6,50 persen
2012: 6,23 persen
2013: 5,78 persen
2014: 5,02 persen

Jokowi
2015: 4,79 persen
2016: 5,02 persen
2017: 5,07 persen
2018: 5,1-5,2 persen (proyeksi)
2019: 5,2-5,3 persen (proyeksi)

DAFTAR PUSTAKA :

MACAM GAYA-GAYA KEPEMIMPINAN

         Pemimpin adalah Individu atau seseorang yang mempunyai kecakapa atau kelebihan dalam suatu bidang sehingga ia dapat mempengaruhi orang- orang lain dalam suatu organisasi ataupun perusahaan untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu sesuai tujuan yang ingin dicapai.

Sifat-sifat Pemimpin

      Biasanya terdapat beberapa sifat yang melekat di dalam diri seorang pemimpin, antara lain yakni :
1. Intelejensi – Suatu kemampuan untuk Menafsir, Berbicara dan juga bernalar yang          lebih kuat dari pada para anggota yang dipimpin olehnya.
2. Kepercayaan Diri – Sebuah keyakinan akan kompetensi dan keahlian yang dimilikinya.
3. Determinasi – Hasrat demi menyelesaikan pekerjaan yang meliputi ciri-ciri seperti          kegigihan, mempengaruhi, berinisiatif serta cenderung mengarahkan.
4. Integritas – Sebuah kualitas kejujuran dan bisa dipercaya oleh para anggotanya
5. Sosiabilitas – Sifat cenderung pemimpin demi menjalin hubungan yang mengasikan,         ramah, bersahabat, sopan, diplomatis dan bijaksana. Memperlihatkan rasa peduli             terhadap orang lain serta perhatiasn atas kehidupan mereka.

Keahlian Administratif Dasar Seorang Pemimpin

1. Keahlian Teknis – Kompetensi khusus tertentu, kemampuan analitis dan menggunakan      alat serta teknik yang tepat.
2. Keahlian Manusia – Kemampuan bekerja sama dengan orang lain.
3. Keahlian Konseptual – Kemampuan bekerja dengan berbagai gagasan dan konsep.

     Sedangkan kepemimpinan adalah sifat yang diterapkan individu yang bertindak sebagai pemimpin untuk mempengaruhi anggota kelompoknya untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah disepakati bersama.

1.  Gaya Kepemimpinan Otoriter

       Pemimpin tipe ini sangat mendominasi di dalam mengambil keputusan, kebijakan, dan aturan. Kepemimpinan jenis ini hanya berfokus pada gagasan dan ide nya sendiri. Ia membatasi usulan dan gagasan dari bawahannya. Pemimpin yang otoriter tidak akan memperhatikan kebutuhan dari bawahannya dan membuat komunikasi satu arah dengan bawahannya, sehingga tak akan ada diskusi dan semacamnya. Jenis kepemimpinan ini biasa kita jumpai di akamdemi kepolisian atau suatu negara dengan sistem kerajaan.

     Kelebihan :
· Keputusan akan diperoleh secara cepat karena mutlak hak pemimpin, tidak ada penolakan dari bawahan
· Pemimpin yang bersifat otoriter pasti berssifat tegas,dan bila terjadi kesalahan dari bawahan otomatis pemimpin tidak segan untuk menegur
· Mudah dilakukan pengawasan

     Kelemahan :
· Suasana kaku, mencekam serta menakutkan karena sifaat keras dari pemimpin
· Menciptakan permusuhan, keluhan dan rawan terjadi perpindahan karena bawahan tidak merasakan kenyamanwan
· Bawahan merasa tertekan, sebab bila terjadi perbedaan pendapat pemimpin akan menganggapnya sebagai pembangkangan dan kelicikan
· Kreativitas dari bawahan sangatlah minim, sebab tidak diberikan kesempatan mengajukan pendapat

2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis

     Gaya kepemimpinan diplomatis ini ada pada penempatan perspektifnya. Sering sekali banyak orang melihat dari satu sisi saja yakni sisi keuntungan dirinya. 

     Kelebihan :
· Hubungan antara pemimpin dan juga bawahan harmonis serta tidak kaku
· Kebijakan dan keputusan di ambil berdasarkan diskusi sehingga mengajukan pendapat     dan saran.
· Bawahan kan menjadi nyaman dan juga percaya diri sehingga dapat mengeluarkan            kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya.
· Bawahan akan menjadi bersemangat karena merasa dierhatikan
· Karena pemimpin dan bawahan sejalan makan tidak mudah lahir kubu oposisi

     Kelemahan :
· Proses pengambilan keputusan akan berlangsunng lama karena diambil secara                  musyawarah
· Susahnya dalam pencapaian kata manufaktur karna pendapat setiap orang pasti               berbeda
· Akan menimbulkan konflik jika keputusan yang diambil tidak tepat dan jika ego              masing-masing anggota tinggi.

3. Gaya Kepemimpinan Krimastis

    Gaya kepemimpina krismatis ini mempunyai kelebihan untuk mampu menarik orang. Mereka kagum atas cara berbicara yang membangkitkan semangat bawahanya.
Umumnya pemimpin dengan gaya kepribadian ini ialah visionaris. Mereka begitu menyukai tantangan dan perubahan.

     Kelebihan :
· Bisa mengkomunikasikan visi dann misi secara jelas
· Bisa membangkitkan semangat bawahan untuk bekerja semakin giat
· Dapat memperoleh pengikut dengan masa jumlah yanng besar karena sifatnya yang        berkharisma sehingga dapat dipercaya

     Kelemahan :
· Si pemimpin dengan kharismatik begitu mudah untuk mengambil keputusan yang               resikonya tinggi
· Sikap pemimpin kharismatik dengan tingkat khayalan yang tinggi kalau apa yang              dilakukan tentunya benar karena pengikutnya terlanjur sudah percaya
· Ketergantungan yang tinggi sehingga regenerasi untuk pemimpin yang berkompeten        sulit

4. Gaya Kepemimpinan Moralis

    Pemimpin yang menggunakan gaya ini, maka akan menunjukkan banyak kelebihan tersendiri. Diantaranya adalah dia akan bisa merangkul bawahan bawahannya. Dalam hal ini,  sang pemimpin akan memiliki kesabaran tinggi dan berhubungan baik serta dengan sikap yang ramah pada banyak orang.
       Mereka juga mempunyai empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahanya, sifatnya juga sabar, murah hati segala bentuk kebijakan ada pada diri pemimpin moralis ini.
      Gaya kepemimpinan ini kelemahanya seperti emosinya. Kebanyakan orang ini begitu tidak stabil kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang juga bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.

DAFTAR PUSTAKA :