Minggu, 20 Juni 2021

Audit - Sistem Informasi Akuntansi

 

SIFAT AUDIT

            Dalam suatu proses audit, terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan oleh auditor untuk menilai suatu asersi manajemen. Auditor di haruskan merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lebih lanjut yang sifat, saat dan luasnya didasarkan pada dan merupakan respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat asersi.

            Sifat  prosedur audit, mengacu kepada tujuan dilakukannya prosedur tersebut (sebagai contoh, pengujian pengendalian atau prosedur substantif) dan tipe prosedur audit tersebut (sebagai contoh, inspeksi, observasi, inqueri, konfirmasi, perhitungan ulang, pelaksanaan kembali atau prosedur analitis). Sifat prosedur audit tersebut merupakan hal yang paling penting dalam merespon risiko yang telah dinilai.

 

AUDIT SISTEM INFORMASI

1.      Pengertian Audit Sistem Informasi

            Berikut ini adalah definisi dari audit sistem informasi menurut ahlinya.

a)    Ron Weber

            Audit Sistem Informasi yaitu proses mengumpulkan dan mengevaluasi fakta untuk memutuskan apakah sistem komputer yang merupakan aset perusahaan terlindungi, integritas data terpelihara, sesuai dengan tujuan organisasi untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.

b)      Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke

            Audit Sistem Informasi adalah pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti untuk menentukan derajat kesesuaian anatar informasi dan criteria yang telah ditetapkan. Hal ini berarti dalam pelaksanannya evaluasi dilakukan mengacu pada sejumlah criteria tertentu untuk menentukan derajat kinerja yang telah dicapai.

            Audit sistem informasi atau Information System Audit disebut juga EDP Audit (Electronc Data Processing Audit) atau computer audit merupakan suatu proses dikumpulkannya data dan dievakuasinya bukti untuk menetapkan apakah suatu sistem aplikasi komputerisasi sudah diterapkan dan menerapkan sistem pengendalian internal yang sudah sepadan, seluruh aktiva dilindungi dengan baik atau disalahgunakan dan juga terjamin integritas data, keandalan dan juga efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan informasi berbasis komputer.

            Beberapa aspek yang diperiksa pada audit sistem informasi seperti efektifitas, efisiensi, availability system, reliability, confidentiality, dan integrity, aspek security, audit atas proses, modifikasi program, audit atas sumber data, dan data file. Audit sistem informasi sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain traditional audit, manajemen sistem informasi, sistem informasi akuntansi, ilmu komputer, dan behavioral science. Standar yang digunakan dalam mengaudit sistem informasi adalah standar yang diterbitkan oleh ISACA yaitu ISACA IS Auditing Standard. Selain itu ISACA juga menerbitkan IS Auditing Guidance dan IS Auditing Procedure.

            Faktor-faktor yang mendorong pentingnya kontrol dan audit sistem informasi (Weber, 2006) adalah :

o   Mendeteksi agar komputer tidak dikelola secara kurang terarah.

o   Mendeteksi resiko kehilangan data.

o   Mendeteksi resiko pengambilan keputusan yang salah akibat informasi hasil proses sistem komputerisasi salah/lambat/tidak lengkap.

o   Menjaga aset perusahaan karena nilai hardware, software dan personil yang lazimnya tinggi.

o   Mendeteksi resiko error komputer.

o   Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer (fraud).

o   Menjaga kerahasiaan

o   Meningkatkan pengendalian evolusi penggunaan komputer.

 

2.      Tujuan Audit Sistem Informasi

Tujuan dari audit sistem informasi bisa dibagi menjadi :

·         Pengamanan Aset

          Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem pengendalian internal yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset perusahaan.

·         Menjaga Integritas Data

          Integritas data adalah salah satu konsep dasar sistem informasi. Data memeiliki atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, keberanaran, dan keakuratan. Jika integritas data tidak terpelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi memilki hasil atau laporan yang benar bahkan perusahaan dapat mengalami kerugian.

·         Menjaga Efektivitas Sistem

          Suatu sistem informasi bisa disebut efisien jika sistem informasi tersebut dapat memenuhi keperluan pengguna atau user dengan sumber daya informasi yang minimal.

·         Efisiensi Sistem

          Efisiensi menjadi hal yang sangat penting ketika suatu komputer tidak lagi memilki kapasitas yang memadai atau harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal.

·         Ekonomis

          Ekonomis mencerminkan kalkulasi untuk rugi ekonomi (cost/benefit) yang lebih bersifat kuantifikasi nilai moneter (uang). Ekonomis bersifat pertimbangan ekonomi.

 

3.      Tahapan Audit Sistem Informasi

Berikut ini terdapat beberapa tahapan audit sistem informasi, terdiri atas:

v  Perencanaan Audit (Planning The Audit)

          Perencanaan merupakan fase pertama dari kegiatan audit, bagi auditor eksternal hal ini artinya adalah melakukan investigasi terhadap klien untuk mengetahui apakah pekerjaan mengaudit dapat diterima, menempatkan staff audit, menghasilkan perjanjian audit, menghasilkan informasi latar belakang klien, mengerti tentang masalah hukum klien dan melakukan analisa tentang prosedur yang ada untuk mengerti tentang bisnis klien dan mengidentifikasikan resiko audit.

v  Pengujian Pengendalian (Test Of Controls)

          Auditor melakukan kontrol test ketika mereka menilai bahwa kontrol resiko berada pada level kurang dari maksimum, mereka mengandalkan kontrol sebagai dasar untuk mengurangi biaya testing. Pada fase ini auditor tidak mengetahui apakah identifikasi kontrol telah berjalan dengan efektif, oleh karena itu diperlukan evaluasi yang spesifik.

v  Pengujian Transaksi (Test Of Transaction)

          Auditor menggunakan test terhadap transaksi untuk mengevaluasi apakah kesalahan atau proses yang tidak biasa terjadi pada transaksi yang mengakibatkan kesalahan pencatatan material pada laporan keuangan. Tes transaksi ini termasuk menelusuri jurnal dari sumber dokumen, memeriksa file dan mengecek keakuratan.

v  Pengujian Keseimbangan atau Keseluruhan Hasil (Tests Of Balances or Overal Result)

          Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan pada fase ini, yang harus diperhatikan adalah pengamatan harta dan kesatuan data. Beberapa jenis subtantif tes yang digunakan adalah konfirmasi piutang, perhitungan fisik persediaan dan perhitungan ulang aktiva tetap.

v  Penyelesaian / Pengakhiran Audit (Completion Of The Audit)

          Pada fase akhir audit, eksternal audit akan menjalankan beberapa test tambahan terhadap bukti yang ada agar dapat dijadikan laporan.

 

SOFTWARE KOMPUTER

            Beberapa program komputer, yang disebut Computer Audit Software (CAS) atau generalized audit software (GAS), telah dibuat secara khusus untuk auditor. CAS adalah program komputer yang, berdasarkan spesifikasi dari auditor, menghasilkan program yang melaksanakan fungsi-fungsi audit.

Pemakaian Software Komputer

            Langkah pertama auditor adalah memutuskan tujuan-tujuan audit, mempelajari file serta databse yang akan diaudit, merancang laporan audit, dan menetapkan bagaimana cara menghasilkannya. Informasi ini akan dicatat dalam lembar spesifikasi dan dimasukkan ke dalam sistem melalui program input data. Program ini membuat catatan spesifikasi yang digunakan CAS untuk menghasilkan satu atau lebih program audit. Program audit memproses file-file sumber dan melaksanakan operasional audit yang dibutuhkan untuk menghasilkan laporan audit yang telah ditentukan

Fungsi Umum Software Audit Komputer

a.       Pemformatan ulang

b.      Manipulasi file

c.       Perhitungan

d.      Pemilihan data

e.       Analisis data

f.        Pemrosesan file

g.      Statistik

h.      Pembuatan laporan

 

AUDIT OPERASIONAL ATAS SUATU SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

            Berbagai  teknik  dan  prosedur  yang  digunakan  dalam  audit  operasional hampir  sama  dengan  yang  diterapkan  dalam  audit  sistem  informasi  dan keuangan. Perbedaan utamanya adalah bahwa lingkup audit sistem informasi dibatasi pada pengendalian internal, sementara lingkup audit keuangan dibatasi pada output sistem. Sebaliknya,  lingkup  audit  operasional  lebih  luas,  melintasi seluruh  aspek  manajemen  sistem  informasi. Tujuan audit operasional mencakup faktor-faktor seperti: efektivitas, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

            Langkah  pertama  dalam  audit  operasional  adalah  perencanaan  audit,  yaitu masa  pembuatan  lingkup  dan  tujuan  audit,  tinjauan  awal  dalam  sistem  dilakukan, dan program audit sementara dipersiapkan.

            Pengumpulan bukti mencakup kegiatan-kegiatan berikut ini :

·         Meninjau kebijakan dokumentasi operasional.

·         Melakukan konfirmasi atas prosedur dengan pihak manajemen serta personil operasional.

            Prosedur pengumpulan bukti, yaitu :

o   Mengamati fungsi-fungsi dan kegiatan operasional.

o   Memeriksa rencana dan laporan keuangan serta operasional.

o   Menguji akurasi informasi operasional.

o   Menguji pengendalian.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/12/pengertian-audit-sistem-informasi-tujuan-jenis-tahapan-ruang-lingkup.html

https://www.mas-software.com/blog/apa-itu-audit-sistem-informasi

https://arissapermasari21.wordpress.com/2017/05/20/tugas-sia/

https://www.dosenpendidikan.co.id/audit-sistem-informasi/

 

Rabu, 07 April 2021

Pengendalian Sistem Informasi Berdasarkan Komputer

 Penulisan :

PENGENDALIAN DENGAN PRINSIP KEANDALAN

Empat Prinsip Keandalan Sistem (Berdasarkan Sys Trust) :

1.   Availability (Ketersediaan) : Sistem tersebut tersedia untuk dioperasikan dan digunakan dengan mencantumkannya pada pernyataanatau perjanjian tingkat pelayanan.

2.  Keamanan (Security) : Sistem dilindungi dari akses fisik maupun logis yang tidak memiliki otorisasi.

  •  Hal ini akan membantu mencegah penggunaan yang tidak sesuai, pemutarbalikan, penghancuran atau pengungkapan informasi dan software.
  • Pencurian sumber daya sistem.

3.   Maintainability (Dapat dipelihara) : Sistem dapat diubah apabila diperlukan tanpa mempengaruhi ketersediaan, keamanan, dan integritas sistem.

4.      Integrity (Integritas) : Pemrosesan sistem bersifat lengkap, akurat, tepat waktu, dan diotorisasi.

Kriteria yang digunakan untuk  mengevaluasi prinsip-rinsip keandalan tersebut, yaitu :

a)      Entitas mempunyai tujuan kinerja, kebijakan dan standar yang telah ditetapkan, didokumentasikan, dan dikomunikasikan, dan yang telah memenuhi tiap prinsip keandalan.

  • Tujuan kinerja : tujuan umum yang ingin dicapai entitas.
  • Kebijakan : peraturan-peraturan yang memberikan arah formal untuk mencapai tujuan, dan mendorong kinerja
  • Standar : prosedur yang dibutuhkan dalam implementasi, agar sesuai dengan kebijakan.

b)  Entitas menggunakan prosedur, people, software, data, and infrastructure untuk mencapai setiap prinsip keandalan, dengan berdasarkan pada kebijakan dan standar yang telah ditetapkan.

c)  Entitas mengawasi sistem dan mengambil tindakan untuk mencapai kesesuaian dengan tujuan, kebijakan, dan standar, untuk setiap prinsip keandalan.


Pengendalian yang Berhubungan dengan Beberapa Prinsip Keandalan

§  Perencanaan strategis dan penganggaran

Ancaman / Resiko :

Sistem Informasi mendukung strategi bisnis, kurangnya penggunaan sumber daya, kebutuhan informasi tidak dipenuhi atau tidak dapat ditanggung.

Pengendalian :

Rencana strategis berlapis yang secara periodik dievaluasi, tim penelitian dan pengembangan untuk menilai dampak teknologi baru atas jalannya bisnis, anggaran untuk mendukung rencana strategis.

§  Mengembangkan rencana keandalan system

Ancaman / Resiko :

Ketidakmampuan untuk memastikan keandalan system.

Pengendalian :

Memberikan tanggung jawab perencanaan ke pihak manajemen puncak; secara terus-menerus meninjau dan memperbarui rencana; mengidentifikasi, mendokumentasikan, dan menguji kebutuhan, tujuan, kebijakan, dan standar keandalan pemakai; mengidentifikasi dan meninjau seluruh persyaratan hukum yang baru maupun yang telah diubah; mencatat permintaan pemakai atas perubahan; mendokumentasikan, menganalisis, dan melaporkan masalah dalam hal keandalan sistem; menetapkan tanggung jawab kepemilikan, penyimpanan, akses, dan pemeliharaan atas sumber daya informasi; mengembangkan program kesadaran atas keamanan serta mengkomunikasikannya pada seluruh pegawai; meminta pegawai baru untuk menandatangani perjanjian keamanan; melaksanakan penilaian risiko atas seluruh perubahan dalam lingkungan sistem.

§  Dan melaksanakan dokumentasi.

Ancaman / Resiko :

Desain, operasi, tinjauan, audit, dan perubahan sistem yang tidak efektif.

Pengendalian :

Dokumentasi dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori dasar, yaitu: (1) Dokumentasi administratif (standar dan prosedur untuk memproses, menganalisis, mendesain, memprogram, menangani file dan menyimpan data), (2) dokumentasi sistem (input aplikasi, tahap pemrosesan, output, kesalahan penanganan), (3) dokumentasi operasional (konfigurasi perlengkapan, program, file, susunan dan pelaksanaan prosedur, tindakan korektif).

 

PENGENDALIAN DENGAN PRINSIP KETERSEDIAAN

a)      Organisasi perlu meminimalkan waktu kegagalan system :

Ø  Pemeliharaan untuk pencegahan

-          Sistem pasokan tenaga listrik yang stabil (Uninterruptible Power Supply)

-          Batas toleransi kesalahan

 

Ø  Rencana pemulihan dari bencana

-          Meminimalkan gangguan, kerusakan, dan kerugian.

-          Memberikan cara alternatif memproses informasi untuk sementara waktu.

-          Meneruskan jalannya operasi normal sesegera mungkin.

-          Melatih dan memperkenalkan personil dengan operasi perusahaan secara darurat.

-          Data dan file program cadangan.

ü  Pengaman elektronis

ü  Konsep rekonstruksi bertingkat

ü  Prosedur pengulangan

-          Penugasan khusus, dll.

 

PENGENDALIAN DENGAN PRINSIP PENGAMANAN

Beberapa klasifikasi pengendalian yang membantu untuk memastikan pengamanan system, yaitu :

1.      Pemisahan tugas dalam fungsi system

Ancaman / Resiko : Penipuan computer. Otoritas dan tanggung jawab harus dengan jelas dibagi di antara fungsi-fungsi berikut ini :

-          Administrasi sistem (Systems administration)

-          Manajemen jaringan (Network management)

-          Manajemen Pengamanan (Security management)

-          Manajemen perubahan (Change management)

-          Pemakai (Users), dll.

 

2.      Pengendalian akses secara fisik dan logis

Ancaman / Resiko : Kerusakan komputer dan file, akses yang tidak memiliki otorisasi kedata rahasia.

Keamanan akses secara fisik dapat dicapai dengan cara :

è Tempatkan perlengkapan komputer di ruang terkunci dan batasi akses hanya untuk personil yang memiliki otoritas saja.

è Memiliki hanya satu/dua jalan masuk ke ruang computer.

è Meminta ID pegawai yang sesuai.

è Meminta pengunjung untuk menandatangani daftar tamu ketika mereka masuk dan meninggkalkan lokasi.

è Gunakan sistem alarm, dll.

 

3.      Perlindungan atas PC dan jaringan klien/server serta

Ancaman/Resiko : Kerusakan file komputer dan perlengkapannya, akses yang tidak memiliki otorisasi ke data rahasia, pemakai yang tidak dikenali sistem pengamanan.

Pengendalian yang dapat dilakukan ialah :

·         Latih pemakai tentang pengendalian PC.

·         Batasi data yang disimpan dan didownload.

·         Kebijakan dan prosedur yang baik.

·         PC yang mudah dibawa tidak boleh disimpan dalam mobil .

·         Simpanlah data yang sensitif dalam lingkungan yang seaman mungkin.

·      Instal software yang secara otomatis akan mematikan terminal atau komputer yang termasuk  dalam jaringan setelah tidak digunakan dalam waktu yang telash ditentukan.

·         Buatlah cadangan hard drive secara teratur.

·         Enkripsi atau lindungi file dengan password.

·         Buatlah dinding pelindung di sekitar sistem operasi.

·         Memastikan bahwa PC harus di boot dalam sistem pengamanan.

·     Gunakan pengendalian password berlapis untuk membatasi akses pegawai ke data yang tidak sesuai.

·        Gunakanlah spesialis atau program pengaman untuk mendeteksi kelemahan dalam jaringan.

 

4.      Pengendalian atas internet dan e-commerce

Berikut ini adalah alasan-alasan mengapa perhatian harus diberikan ketika menjalankan bisnis melalui internet.

§  Ukuran dan kompleksitas internet sangat besar.

§ Internet menawarkan variabilitas yang sangat besar dalam hal kualitas, kompatibilitas, kelengkapan, dan stabilitas produk dan pelayanan jaringan.

§  Akses pesan ke yang lain.

§  Banyak Website yang pengamanannya salah.

§  Hacker tertarik pada Internet.

 

Ancaman/resiko : Kerusakan file data dan perlengkapan akses yang tidak memiliki otorisasi kedata rahasia.

Pengendalian yang dilakukan meliputi :

Password, Ekripsi, Verifikasi routing, Amplop elektronik, Software pendeteksi virus, Firewall, pembuatan jalur khusus, tolak akses pegawai ke Internet, dan server internet tidak terhubung dengan komputer lainnya diperusahaan.

 

PENGENDALIAN DENGAN PRINSIP KETERPELIHARAAN

Berikut adalah dua kategori pengendalian yang membantu memastikan keterpeliharaan sistem:

1.      Pengembangan Proyek dan Pengendalian Akuisisi

Yang termasuk:

-          Rencana Utama Strategis (Strategic Master Plan)

-          Pengendalian Proyek (Project Control)

-          Jadwal Pemrosesan Data (Data Processing Schedule)

-          Pengukuran Kinerja system (System Performance Measurements)

-          Peninjauan Pascaimplementasi (Pst Implementation Review)

 

2.      Perubahan Pengendalian manajemen

  • Perubahan pengendalian manajemen mencakup hal-hal berikut :
  • Peninjauan secara berkala terhadap semua sistem untuk mengetahui perubahan yang dibutuhkan.
  • Semua permintaan diserahkan dalam format yang baku.
  • Pencatatan dan peninjauan permintaan perubahan dan penambahan sistem dari pemakai yang diotorisasi.
  • Penilaian dampak perubahan yang diinginkan terhadap tujuan, kebijakan, dan standar keandalan system.
  • Pengkategorian dan penyusunan semua perubahan dengan menggunakan prioritas yang ditetapkan.
  • Implementasi prosedur khusus untuk mengatasi hal-hal yang mendadak.
  • Pengkomunikasian semua perubahan ke manajemen.
  • Permintaan peninjauan, pengawasan, dan persetujuan dari manajemen TI terhadap semua perubahan hardware, software dan tanggung jawab pribadi.
  • Penugasan tanggung jawab khusus bagi semua yang terlibat dalam perubahan dan awasi kerja mereka.
  • Pengontrolan hak akses sistem untuk menghindari akses data dan sistem yang tidak memiliki otorisasi.
  • Pemastian bahwa semua perubahan melewati semua langkah yang sesuai.
  • Pengujian semua perubahan hardware, infrastruktur.
  • Pemastian adanya rencana untuk melindungi semua perubahan sistem yang kritis, untuk menjaga kemungkinan adanya sistem yang tidak bekerja atau tidak berjalan dengan sesuai.
  • Implementasi fungsi kepastian kualitas.

 

PENGENDALIAN DENGAN PRINSIP INTEGRITAS

1.      Pengendalian Sumber Data

Perusahaan harus membentuk prosedur pengendalian untuk memastikan bahwa semua dokumen sumber memiliki otoritas, akurat, lengkap, jelas dan masuk ke dalam sistem atau dikirim ke tujuannya dengan tepat waktu. Yang termasuk pengendalian sumber data ialah:

  • Desain Formulir (Forms Design)
  • Pengujian Urutan Formulir (Prenumbered Forms Sequence Test)
  • Dokumen Berputar (Turnaround Documents)
  • Pembatalan dan penyimpanan dokumen (Cancellation and Storage of Documents)
  • Otorisasi dan pemisahan tugas (Authorization and Segregation of Duties)
  • Visual scanning
  • Verifikasi digit pemeriksaan
  • Verifikasi kunci (Key Verification)

 

2.      Rutinitas Validasi Input

Rutinitas validasi input adalah program yang memeriksa integritas data input pada saat data dimasukkan ke dalam sistem. Yang termasuk rutinitas validasi input ialah :

  • Sequence check
  • Field check
  • Sign check
  • Validity check
  • Capacity check
  • Limit check
  • Range check
  • Reasonableness test
  • Redundant data check

 

3.      Pengendalian Entri Data On-Line

Sasaran dari pengendalian entri data on-line adalah untuk memastikan integritas data transaksi yang dimasukkan dari terminal online dan PC dengan mengurangi kesalahan dan penghilangan. Pengendalian entry data meliputi :

  • Pemeriksaan field, batasan, jangkauan, kelogisan, tanda, validitas, dan data yang redundan.
  • Nomor ID pemakai
  • Pengujian kompatibilitas
  • User ID numbers
  • Compatibility tests
  • Automatic entry of transaction data, where possible
  • Prompting
  • Preformatting
  • Completeness check

 

4.      Pengendalian pemrosesan dan penyimpanan data

Pengendalian-pengendalian umum yang membantu mempertahankan integritas pemrosesan data dan penyimpanan data adalah sebagai berikut :

v  Kebijakan dan Prosedur (Policies and Procedures)

v  Fungsi pengendalian data (Data Control Function)

v  Prosedur Rekonsiliasi (Reconciliation Procedure)

v  Rekonsiliasi data eksternal

v  Pelaporan penyimpangan

v  Pemeriksaan sirkulasi data

v  Pencocokan data

v  Label file

 

5.      Pengendalian Output

Pengendalian output meliputi :

  • Meninjau kelogisan dan kesesuaian format semua output.
  • Merekonsiliasi total pengendalian input dan output yang berkaitan setiap hari.
  • Mendestribusikan output komputer ke departemen pemakai yang sesuai.
  • Mewajibkan pemakai untuk meninjau secara hati-hati kelengkapan dan ketepatan semua output komputer yang mereka terima.
  • Menyobek atau menghancurkan data yang sangat rahasia.

 

6.      Pengendalian Transmisi Data

Untuk mengurangi resiko kegagalan transmisi data, perusahaan seharusnya mengawasi jaringan (network). Kesalahan transmisi data diminimalkan dengan menggunakan :

ü  Menggunakan enkripsi data

ü  Prosedur verifikasi routing

ü  Pemeriksaan kesamaan

ü  Prosedur pengenalan pesan

 

Tugas :

PENGENDALIAN KEANDALAN : CONTOH PEMROSESAN DATA

Secara umum langkah-langkahnya :

è Entri Data

Data dapat dimasukkan ke dalam sistem melalui keyboard / mengambil data secara elektronik dengan menggunakan alat otomatis data sumber seperti scanner. Untuk pengendalian yang memadai, semua data transaksi yang signifikan diperiksa minimal satu kali. Pengujian yang dilakukan oleh komputer, seperti pemeriksaan edit, lebih murah dan lebih efektif daripada pengujian yang dilakukan oleh manusia, seperti verifikasi kunci dan pemeriksaan visual. Semakin awal proses penemuan kesalahan entri data, semakin awal dan murah koreksinya. Keunggulan yang signifikan dari sistem online adalah adanya koreksi langsung terhadap semua kesalahan yang terdeteksi.

è Pembaruan File

Karena program pembaruan file mengakses catatan database pelanggan dan persediaan, program tsb melaksankan pengujian validasi input tambahan dengan membandingkan data pada setiap catatan transaksi dengan data dicatatan database yang sesuai.

è Persiapan dan Pendistribusian Output

Output meliputi dokumen penagihan dan pengiriman dan laporan pengendalian.

 

PENGENDALIAN KEANDALAN : CONTOH PEMROSESAN BATCH

Pemrosesan transaksi dengan cara pemrosesan batch meliputi langkah-langkah berikut:

o   Siapkan batch total. Totalnya dicatat pada form pengendalian batch yang ditambahkan  ke masing-masing kelompok dokumen penjualan.

  • Kirimkan transaksi ke departemen electronic data processing (EDP)
  • Masukkan data transaksi ke dalam sistem
  • Urutkan dan edit file transaksi
  • Perbarui file utama
  • Persiapan dan pendistribusian output, tinjauan pemakai

 

 

DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/RaniNurrohmah/keamanan-dan-pengendalian-komputerrani-nurrohmahstiami

 https://priyohanweersyah.blogspot.com/2011/12/pengendalian-sistem-informasi.html

https://docplayer.info/35291759-Pengendalian-sistem-informasi-berdasarkan-komputer.html

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318566/pendidikan/SIA+Bab+8.pdf

https://repository.unikom.ac.id/42906/1/8.pdf

https://fasukses.blogspot.com/2012/01/sia.html

http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/2013/09/05/pengendalian-keandalan-contoh-pemrosesan-batch/