SIFAT
AUDIT
Dalam suatu proses audit, terdapat beberapa prosedur yang
harus dilakukan oleh auditor untuk menilai suatu asersi manajemen. Auditor di
haruskan merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lebih lanjut yang
sifat, saat dan luasnya didasarkan pada dan merupakan respons terhadap risiko
kesalahan penyajian material yang telah dinilai pada tingkat asersi.
Sifat prosedur
audit, mengacu kepada tujuan dilakukannya prosedur tersebut (sebagai contoh,
pengujian pengendalian atau prosedur substantif) dan tipe prosedur audit
tersebut (sebagai contoh, inspeksi, observasi, inqueri, konfirmasi, perhitungan
ulang, pelaksanaan kembali atau prosedur analitis). Sifat prosedur audit
tersebut merupakan hal yang paling penting dalam merespon risiko yang telah
dinilai.
AUDIT
SISTEM INFORMASI
1. Pengertian
Audit Sistem Informasi
Berikut ini adalah definisi dari audit sistem informasi
menurut ahlinya.
a)
Ron Weber
Audit Sistem Informasi yaitu proses
mengumpulkan dan mengevaluasi fakta untuk memutuskan apakah sistem komputer
yang merupakan aset perusahaan terlindungi, integritas data terpelihara, sesuai
dengan tujuan organisasi untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam
penggunaan sumber daya.
b)
Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke
Audit Sistem Informasi adalah
pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti untuk menentukan derajat kesesuaian
anatar informasi dan criteria yang telah ditetapkan. Hal ini berarti dalam
pelaksanannya evaluasi dilakukan mengacu pada sejumlah criteria tertentu untuk
menentukan derajat kinerja yang telah dicapai.
Audit sistem informasi atau Information System Audit
disebut juga EDP Audit (Electronc Data Processing Audit) atau computer audit
merupakan suatu proses dikumpulkannya data dan dievakuasinya bukti untuk
menetapkan apakah suatu sistem aplikasi komputerisasi sudah diterapkan dan
menerapkan sistem pengendalian internal yang sudah sepadan, seluruh aktiva
dilindungi dengan baik atau disalahgunakan dan juga terjamin integritas data,
keandalan dan juga efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan informasi berbasis
komputer.
Beberapa aspek yang diperiksa pada audit sistem informasi
seperti efektifitas, efisiensi, availability system, reliability,
confidentiality, dan integrity, aspek security, audit atas proses, modifikasi
program, audit atas sumber data, dan data file. Audit sistem informasi sendiri
merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain traditional audit,
manajemen sistem informasi, sistem informasi akuntansi, ilmu komputer, dan
behavioral science. Standar yang digunakan dalam mengaudit sistem informasi
adalah standar yang diterbitkan oleh ISACA yaitu ISACA IS Auditing Standard.
Selain itu ISACA juga menerbitkan IS Auditing Guidance dan IS Auditing
Procedure.
Faktor-faktor yang mendorong pentingnya kontrol dan audit
sistem informasi (Weber, 2006) adalah :
o
Mendeteksi agar komputer tidak dikelola
secara kurang terarah.
o
Mendeteksi resiko kehilangan data.
o
Mendeteksi resiko pengambilan keputusan
yang salah akibat informasi hasil proses sistem komputerisasi
salah/lambat/tidak lengkap.
o
Menjaga aset perusahaan karena nilai
hardware, software dan personil yang lazimnya tinggi.
o
Mendeteksi resiko error komputer.
o
Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer
(fraud).
o
Menjaga kerahasiaan
o
Meningkatkan pengendalian evolusi
penggunaan komputer.
2. Tujuan
Audit Sistem Informasi
Tujuan dari audit sistem informasi bisa dibagi menjadi
:
·
Pengamanan Aset
Aset
informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), sumber daya manusia, file data harus dijaga oleh suatu sistem
pengendalian internal yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset
perusahaan.
·
Menjaga Integritas Data
Integritas
data adalah salah satu konsep dasar sistem informasi. Data memeiliki
atribut-atribut tertentu seperti: kelengkapan, keberanaran, dan keakuratan. Jika
integritas data tidak terpelihara, maka suatu perusahaan tidak akan lagi
memilki hasil atau laporan yang benar bahkan perusahaan dapat mengalami
kerugian.
·
Menjaga Efektivitas Sistem
Suatu
sistem informasi bisa disebut efisien jika sistem informasi tersebut dapat
memenuhi keperluan pengguna atau user dengan sumber daya informasi yang
minimal.
·
Efisiensi Sistem
Efisiensi
menjadi hal yang sangat penting ketika suatu komputer tidak lagi memilki
kapasitas yang memadai atau harus mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih
memadai atau harus menambah sumber daya, karena suatu sistem dapat dikatakan
efisien jika sistem informasi dapat memenuhi kebutuhan user dengan sumber daya
informasi yang minimal.
·
Ekonomis
Ekonomis
mencerminkan kalkulasi untuk rugi ekonomi (cost/benefit) yang lebih bersifat
kuantifikasi nilai moneter (uang). Ekonomis bersifat pertimbangan ekonomi.
3. Tahapan
Audit Sistem Informasi
Berikut ini terdapat beberapa tahapan audit sistem informasi, terdiri atas:
v Perencanaan
Audit (Planning The Audit)
Perencanaan merupakan fase pertama dari kegiatan audit, bagi auditor eksternal hal ini artinya adalah melakukan investigasi terhadap klien untuk mengetahui apakah pekerjaan mengaudit dapat diterima, menempatkan staff audit, menghasilkan perjanjian audit, menghasilkan informasi latar belakang klien, mengerti tentang masalah hukum klien dan melakukan analisa tentang prosedur yang ada untuk mengerti tentang bisnis klien dan mengidentifikasikan resiko audit.
v Pengujian
Pengendalian (Test Of Controls)
Auditor melakukan kontrol test ketika mereka menilai bahwa kontrol resiko berada pada level kurang dari maksimum, mereka mengandalkan kontrol sebagai dasar untuk mengurangi biaya testing. Pada fase ini auditor tidak mengetahui apakah identifikasi kontrol telah berjalan dengan efektif, oleh karena itu diperlukan evaluasi yang spesifik.
v Pengujian
Transaksi (Test Of Transaction)
Auditor menggunakan test terhadap transaksi untuk mengevaluasi apakah kesalahan atau proses yang tidak biasa terjadi pada transaksi yang mengakibatkan kesalahan pencatatan material pada laporan keuangan. Tes transaksi ini termasuk menelusuri jurnal dari sumber dokumen, memeriksa file dan mengecek keakuratan.
v Pengujian
Keseimbangan atau Keseluruhan Hasil (Tests Of Balances or Overal Result)
Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan pada fase ini, yang harus diperhatikan adalah pengamatan harta dan kesatuan data. Beberapa jenis subtantif tes yang digunakan adalah konfirmasi piutang, perhitungan fisik persediaan dan perhitungan ulang aktiva tetap.
v Penyelesaian
/ Pengakhiran Audit (Completion Of The Audit)
Pada
fase akhir audit, eksternal audit akan menjalankan beberapa test tambahan
terhadap bukti yang ada agar dapat dijadikan laporan.
SOFTWARE KOMPUTER
Beberapa program komputer, yang disebut Computer Audit Software (CAS) atau generalized audit software (GAS), telah dibuat secara khusus untuk auditor. CAS adalah program komputer yang, berdasarkan spesifikasi dari auditor, menghasilkan program yang melaksanakan fungsi-fungsi audit.
Pemakaian Software Komputer
Langkah pertama auditor adalah memutuskan tujuan-tujuan audit, mempelajari file serta databse yang akan diaudit, merancang laporan audit, dan menetapkan bagaimana cara menghasilkannya. Informasi ini akan dicatat dalam lembar spesifikasi dan dimasukkan ke dalam sistem melalui program input data. Program ini membuat catatan spesifikasi yang digunakan CAS untuk menghasilkan satu atau lebih program audit. Program audit memproses file-file sumber dan melaksanakan operasional audit yang dibutuhkan untuk menghasilkan laporan audit yang telah ditentukan
Fungsi Umum Software Audit Komputer
a. Pemformatan
ulang
b. Manipulasi
file
c. Perhitungan
d. Pemilihan
data
e. Analisis
data
f.
Pemrosesan file
g. Statistik
h. Pembuatan
laporan
AUDIT
OPERASIONAL ATAS SUATU SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Berbagai teknik
dan prosedur yang
digunakan dalam audit
operasional hampir sama dengan
yang diterapkan dalam
audit sistem informasi
dan keuangan. Perbedaan utamanya adalah bahwa lingkup audit sistem
informasi dibatasi pada pengendalian internal, sementara lingkup audit keuangan
dibatasi pada output sistem. Sebaliknya,
lingkup audit operasional
lebih luas, melintasi seluruh aspek
manajemen sistem informasi. Tujuan audit operasional mencakup
faktor-faktor seperti: efektivitas, efisiensi, dan pencapaian tujuan.
Langkah pertama
dalam audit operasional
adalah perencanaan audit,
yaitu masa pembuatan lingkup
dan tujuan audit,
tinjauan awal dalam
sistem dilakukan, dan program
audit sementara dipersiapkan.
Pengumpulan
bukti mencakup kegiatan-kegiatan berikut ini :
·
Meninjau kebijakan dokumentasi operasional.
·
Melakukan konfirmasi atas prosedur dengan
pihak manajemen serta personil operasional.
Prosedur pengumpulan bukti, yaitu :
o
Mengamati fungsi-fungsi dan kegiatan
operasional.
o
Memeriksa rencana dan laporan keuangan
serta operasional.
o
Menguji akurasi informasi operasional.
o
Menguji pengendalian.
DAFTAR
PUSTAKA
https://www.mas-software.com/blog/apa-itu-audit-sistem-informasi
https://arissapermasari21.wordpress.com/2017/05/20/tugas-sia/
https://www.dosenpendidikan.co.id/audit-sistem-informasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar